Negeri Bola

September 23, 2013


Alhamdulillah. Kata itu spontan meluncur dari mulut saya ketika pemain dengan nomor punggung 20, Ilham Udin, sukses memasukkan si kulit bundar ke gawang Le Van Truong. Saya kira ucapan yang sama juga keluar dari jutaan mulut para penggemar sepak bola di tanah air. Ya, alhamdulillah Indonesia Muda berhasil menjadi juara AFF U19 setelah melalui perjuangan panjang selama 120 menit melawan Vietnam, tim yang pernah mengalahkannya pada babak group. Untung sejarah tidak berulang (Baca tulisan tentang kiprah Indonesia di Piala AFF : Untung Kita (Pernah) Kalah).


Indonesia memang pantas berbangga. Betapa tidak, sudah bertahun-tahun Timnas yang dahulu ditakuti di seantero Asia Tenggara seolah sudah kehilangan tajinya. Rakyat seolah hanya menjadi penonton tim lain yang silih berganti memeluk trofi kemenangan. Setelah 22 tahun tidak pernah juara, kali ini trofi itu tidak ke mana-mana. Kemenangan diraih ketika kita menjadi tuan rumahnya.

Beberapa negara mengklaim dirinya sebagai negeri bola, saya kira kita juga berhak mengajukan serupa. Betapa tidak, menurut catatan saya lebih dari lima stasiun televisi yang menyiarkan tayangan sepakbola. Hampir setiap rumah di negeri ini memiliki penggemar sepakbola. Lapangan-lapangan lokal dan kompetisi antarkampung selalu dipenuhi penonton yang ingin memberi dukungan kepada tim kesayangannya. Setiap jengkal tanah di negara ini selalu diisi dengan semangat bermain dan menonton sepakbola yang luar biasa.

Meskipun, saya kira sepakbola juga menjadi sebuah pelarian atas berbagai silang sengkarut problematika yang dihadapi Indonesia. Sepak bola bersama badminton, serta beberapa cabang olah raga lain menjadi lentera dalam kegelapan masalah negeri ini. Miris ketika membaca koran sebagian besar terisi tingkah oknum wakil rakyat yang seenak wudelnya mengemplang uang rakyat. Oknum pejabat yang menipu menjadi penghisap darah rakyat. Serta berbagai berita kriminalitas yang membuat orang tidak nyenyak tidur. Kalau bukan sepakbola, tontonan apa lagi yang mengasyikkan?

Jadi jangan salahkan sepakbola yang sudah terlanjur menjadi agama di negeri ini. Karena agama yang sebenarnya sudah lama dijadikan topeng bagi oknum yang memiliki kepentingan-kepentingan tertentu. Mudah-mudahan saja sepakbola tidak menjadi topeng berikutnya. Semoga sepakbola menjadi sebuah ajang yang selalu untuk menghibur dan memberikan kebanggaan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Hidup sepakbola Indonesia!

Foto : fey777.com

You Might Also Like

0 komentar

Friends

Galeri

Ada warna biru muda di lingkaran ini. Mengingatkan cerahnya langit pascahujan
Biarkanlah balon-balon bebas itu beterbangan, sebebas warna-warna yang menyelimutinya
Budaya batik yang berinovasi Mencerahkan masa depan tradisi
Cinta tidak selamanya berwarna merah muda, bisa juga kuning oranye
Ketika warna ungu menjadi ceria, dia bersama hijau dan kuning istimewa