Menulis Halaman di Libreoffice

November 03, 2012

Sebelumnya, bagi yang belum tahu tentang Libreoffice dapat mencarinya di Google. Secara singkat Libreoffice ini adalah software alternatif Microsoft Office. Bedanya, kalau Microsoft Office asli harus bayar mahal, sementara kalau Libreoffice bayarnya murah, yakni uang buat bayar warnet saja. Nah, kalau unduhnya melalui jaringan wi-fi yang ada di kampus, Libreoffice jadi gratis! Apabila ada yang berminat bisa mengunduhnya DI SINI dengan ukuran file mencapai 204 megabytes. 

Sebenarnya, kalau menurut saya, Libreoffice tidak lebih bagus daripada Microsoft Office. Apalagi ketika membandingkan Libreoffice yang saya pakai saat ini (versi 3.6.0.4) dengan Microsoft Office 2013 Preview, terus terang memang agak ketinggalan. Namun, kalau urusan ringan sepertinya Libreoffice lebih unggul. Jadi apabila Anda bekerja mengutamakan efektivitas, Saya kira Libreoffice bisa menjadi solusi yang cukup nyaman.
     Hanya saja, seringkali muncul masalah ketika kita menggunakan Libreoffice ini. Pertama, kendala tidak adanya teman. Jelas kalau Anda menulis di Libreoffice, kemudian mengirimnya ke teman, dia akan kesulitan membukanya. Karena file yang dibuat dengan Libreoffice, dan software office open source lainnya berekstensi .odf yang berbeda dengan ekstensi file hasil buatan Microsoft Office.
    Kendala kedua adalah asingnya menu-menu yang ada dalam Libreoffice. Karena kebiasaan kita, termasuk saya, yang sering menggunakan Microsoft Office, mengakibatkan kesulitan memahami menu-menu pada Libreoffice. Nah, kesulitan inilah yang akhirnya mendorong saya untuk menceritakan pengalaman ketika menggunakan Libreoffice.
   Ceritanya saya sedang membuat sebuah laporan penelitian. Saya iseng ingin menggunakan Libreoffice, yang menurut rekomendasi beberapa forum linux lebih baik daripada Open Office. Awalnya tidak ada kendala, penulisan lancar, karena memang beberapa menu pada Libreoffice relatif sama dengan menu yang ada pada Microsoft Office.
    Permasalahan muncul ketika saya hendak mencetak hasil ketikan saya. Saya butuh membuat halaman yang nantinya akan dimasukkan ke dalam daftar isi. Kalau di microsoft office, pembuatan halaman ini mudah, tinggal klik Insert lalu pilih menu yang disediakan. 


Nah, kalau di Libreoffice agak berbeda. Berikut ini cara saya memberi nomor halaman pada Libreoffice. Cara pertama, kalau Anda hendak memberi nomor halaman sesuai halaman yang terhitung di Libreoffice, maka yang pertama dilakukan adalah klik Insert --> Header / Footer --> Default, tergantung letak penomoran halaman yang Anda inginkan apakah terletak di atas (Header) atau di bawah (Footer). Setelah itu klik Insert --> Field --> Page Number, yang otomatis akan mengisikan halaman sesuai penomoran di software Libreoffice. Jadi, dengan metode ini Anda pasti memulai penulisan halaman dari angka 1 (satu), tidak bisa dengan halaman lainnya. Lalu bagaimana kalau hendak memberi penomoran halaman dengan angka selain satu?

Saya sempat kebingungan dengan masalah ini. Mencoba googling kesana-kemari tidak menyelesaikan persoalan. Setelah sekian lama, saya bertemu dengan situs m455on.wordpress.com yang memberikan tutorial tentang pemberian penomoran halaman (yang sejatinya digunakan untuk Open Office). Namun, nekat saja saya coba, dan belum berhasil! Saya coba modifikasi sedikit, dan ternyata sukses.
     Langkah pertama yang harus dilakukan adalah masuk ke halaman pertama (klik pada karakter paling awal di halaman pertama...ingat KARAKTER PALING AWAL). Kemudian klik Format --> Paragraph --> Text Flow. Nah, kemudian centang dan pilih seperti tampak pada gambar di bawah ini. Klik OK.


Lalu setelah itu klik Format --> Page --> Footer / Header, pilih salah satunya, tergantung Anda hendak meletakkan penomoran halaman di bagian atas atau di bagian bawah. Lalu centang Footer on / Header on seperti tampak di gambar berikut ini


Setelah itu klik pada bagian Footer atau Header. Kemudian Klik Insert --> Fields --> Page Number, maka otomatis di bagian Header atau Footer Anda akan muncul halaman 10. Gampang?

You Might Also Like

2 komentar

  1. itu cuma masalah kebiasaan saja. kalau sudah kebiasaan juga enak-enak saja. saya malah yg merasa aneh jika harus pake Ms Office. banyak hal yg ga bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan.

    jangan lupa, menulis pakai office suite macam LO, OO ataupun MS Office, sebaiknya pakai Style and Formatting, sehingga masalah2 yg agan alami di atas dapat dengan mudah diselesaikan. bahkan dengan LibreOffice jauh lebih mudah. Ini saya ngomong gini berdasarkan pengalaman membuatkan laporan kerja praktik dua teman saya, yang satu pake LO Writer, yg satu pake MS Office Word. Banyak kendala yg sy jumpai di Ms Word dengan mudah dpt diselesaikan dgn LO Writer. Membuat daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran, penomoran halaman romawi, dan arab. dsb.

    ReplyDelete
  2. Trims komennya Gan, terus terang keminatan saya ke open source ini sering naik turun. Dulu saya pernah migrasi ke Ubuntu, eh ujung-ujungnya balik lagi ke Windows. Dulu pernah rajin nulis, bikin presentasi, pake LO...eh sekarang-sekarang balik lagi ke MS Office. Lingkungannya nggak ada yang ngedukung Mas...

    Paling tidak dengan dikomen seperti ini, Saya jadi muncul semangat lagi untuk go open source...

    Dan betul sekali Mas, kalau tidak biasa kesannya open source itu susah. Ini dulu saya pelajari dengan pelan-pelaaan sekali, akhirnya bisa juga...

    ReplyDelete

Friends

Galeri

Ada warna biru muda di lingkaran ini. Mengingatkan cerahnya langit pascahujan
Biarkanlah balon-balon bebas itu beterbangan, sebebas warna-warna yang menyelimutinya
Budaya batik yang berinovasi Mencerahkan masa depan tradisi
Cinta tidak selamanya berwarna merah muda, bisa juga kuning oranye
Ketika warna ungu menjadi ceria, dia bersama hijau dan kuning istimewa