Memilih Sadel Sepeda

November 04, 2018


Salah satu komponen yang penting ketika bersepeda adalah sadel. Kadang-kadang kita bersepeda berjam-jam sambil menduduki sadel yang sama, sehingga harus betul-betul sesuai dengan anatomi tulang duduk kita (sitbone). Bayangkan saja, orang yang duduk di kursi malas atau sofa saja bisa merasa kurang nyaman setelah beberapa jam, apalagi duduk di sadel sepeda yang kecil itu!

Repotnya, seringkali sadel bawaan sepeda ternyata tidak cocok dengan kita, saya mengalaminya sendiri. Mau tidak mau, membeli sadel baru merupakan pilihan yang harus dilakukan. Nah, di luaran ada berbagai macam bentuk dan harga sadel. Ada yang harganya di bawah seratus ribu rupiah, ada juga yang harganya di atas dua juta rupiah!

Apakah harga yang mahal menjamin kenyamanan? Belum tentu juga. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum kita membeli sadel. Saya coba merangkumnya sesuai dengan beberapa bacaan, dan pengalaman.

Hal pertama yang harus ditentukan sebelum memilih sadel adalah gaya bersepeda kita. Gaya bersepeda ini akan memengaruhi gaya duduk, dan akhirnya memengaruhi jenis sadel. Secara garis besar, ada tiga gaya bersepeda: gaya sport, gaya moderate, dan gaya santai. Ketiga gaya ini dibedakan melalui sudut punggung pengendara.

Pesepeda bergaya sport biasanya membentuk sudut yang kurang dari 45 derajat (sangat membungkuk). Posisi ini sangat cocok untuk kompetisi, karena mengurangi tekanan angin yang menerpa badan pesepeda. Gaya moderate dapat dilihat pada pesepeda yang menggunakan MTB, di mana sudut yang dibentuknya antara 40-60 derajat. Adapun pesepeda gaya santai biasanya memiliki posisi duduk yang lebih tegak, yakni antara 60-90 derajat.

Selain berpatokan pada posisi, sadel juga dibedakan berdasarkan jenis kelamin pemakai. Anatomi pengendara laki-laki dan perempuan tentu berbeda, di mana perempuan biasanya memiliki tulang panggul yang lebih besar. Sadel yang diperuntukkan bagi perempuan biasanya lebih lebar dibandingkan sadel untuk laki-laki.

Oh ya, ada yang hampir lupa. Semakin sportif gaya bersepeda kita, biasanya sadel yang digunakan semakin kecil. Sadel yang kecil, disamping lebih ringan, juga mengurangi resiko gesekan dengan paha bagian dalam. Pesepeda sport selalu memiliki frekuensi cadence (kayuhan?) yang lebih tinggi dibandingkan pesepeda moderate atau santai.

Kalau iseng-iseng menelusuri internet, misalnya dengan menggunakan kata kunci "cara memilih sadel sepeda" kita tentu dibingungkan dengan berbagai petunjuk atau rekomendasi dari para pengguna. Sebenarnya kalau belanja sadel di toko yang besar, misalnya Rodalink, pembeli akan bisa mengukur lebar tulang duduknya. Ada semacam kursi pengukur yang diduduki beberapa saat, kemudian akan diberi saran ukuran lebar sadel yang sesuai.

Saya kemarin iseng-iseng menelusuri Youtube, ternyata ada orang yang menunjukkan cara mengukur mandiri lebar tulang duduk kita. Kemudian, dari pengukuran mandiri tersebut kita bisa menentukan sadel tanpa perlu repot-repot ke toko besar (yang tidak di setiap kota ada).


Selain lebar sadel, ada hal-hal lain yang menentukan kenyamanan sebuah sadel. Misalnya saja bahan pembungkusnya. Sadel yang terbuat dari kulit katanya lebih dingin dibandingkan yang terbuat dari imitasi atau bahan buatan lainnya. Hal ini karena bahan kulit memiliki pori-pori. Ada juga pesepeda yang cocok dengan sadel yang tanpa bungkus, jadi sadelnya hanya berupa "kerangka" saja. Katanya sadel jenis ini juga dingin. Contohnya merek Tioga ini.



Hal lain yang menentukan kenyamanan sadel adalah railnya (logam yang berada di bagian bawah sadel). Ternyata ada berbagai bahan rail sadel. Ada yang terbuat dari stainless steel, chromoly, manganese, carbon, dan titanium. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan, serta harga yang berbeda-beda.

Bingung mau memilih yang mana? Yang jelas setiap pesepeda memiliki anatomi yang berbeda. Sebuah sadel yang sesuai buat saya, belum tentu cocok buat para pembaca. Ada pesepeda yang bilang: "Kalau mau sadel yang benar-benar cocok, ya pilih yang kulit. Sadel kulit memang keras di awal, tapi lama-lama akan "break-in" (sadel menjadi cekung menyesuaikan anatomi duduk pengendara)." Masalahnya, sadel kulit itu membutuhkan perawatan yang lebih terinci. Selain itu, harganya yang muahalll, membuat sadel ini rentan dicuri orang. Hati merasa tidak nyaman saat memarkir sepeda di tempat umum.

Artikel ini akan bersambung pada artikel Sadel Sepeda Touring, termasuk pendapat Darren Alff mengenai sadel untuk touring. Barangkali saja Anda akan menemukan jawaban kebingungan Anda di artikel tersebut.

Gambar dapat ditelusuri lebih lanjut pada laman-laman berikut
https://road.cc/
https://id.pinterest.com/pin/249527635576816376
https://www.youtube.com/watch?v=xSWlwzqGKik
https://www.bikeradar.com/

You Might Also Like

0 komentar

Friends

Galeri

Ada warna biru muda di lingkaran ini. Mengingatkan cerahnya langit pascahujan
Biarkanlah balon-balon bebas itu beterbangan, sebebas warna-warna yang menyelimutinya
Budaya batik yang berinovasi Mencerahkan masa depan tradisi
Cinta tidak selamanya berwarna merah muda, bisa juga kuning oranye
Ketika warna ungu menjadi ceria, dia bersama hijau dan kuning istimewa