Pentingnya Persiapan Touring Sepeda
March 22, 2018
Persiapan jelang kegiatan touring sepeda merupakan hal penting yang harus dilakukan. Durasi bersepeda yang relatif lama, dan jauh dari rumah, mengharuskan pesepeda touring melakukan persiapan secara teliti sampai kepada hal-hal kecil.
Rupanya banyak pesepeda touring yang mengabaikan detail persiapan sebelum melakukan kegiatannya, saya salah satunya. Persiapan yang kurang mendetail pada akhirnya mengganggu perjalanan saya. Kejadian kurang menyenangkan ini saya alami beberapa waktu lalu, ketika melakukan mini-touring menempuh jarak sekitar 90 kilometer.
Tujuan mini-touring hari itu pada dasarnya adalah mengunjungi teman yang bekerja dan indekos di kota sebelah. Saya berencana untuk bersepeda secara santai, berangkat pagi-pagi, numpang menginap di kos teman itu, sekalian berwisata, dan pulang keesokan harinya. Kota sebelah memang terkenal memiliki tujuan wisata menarik dan cocok dijadikan background swafoto bersama sepeda.
Touring hari itu bukan merupakan yang pertama bagi saya. Sebelumnya saya pernah melakukan touring dengan jarak lebih jauh, hanya saja dengan menggunakan sepeda berdiameter roda lebih besar. Hari itu saya menggunakan sepeda lipat dengan diameter roda 20 inchi, menyesuaikan sepeda teman saya.
Saya berangkat setelah sholat Subuh. Jarak 45 kilometer kiranya dapat ditempuh selama sekitar 3 jam. Jadi kira-kira jam 8 pagi saya sudah sampai di sana. Rencana tinggal rencana, dugaan tersebut salah total. Ritme bersepeda yang santai, dan diiringi jeda istirahat yang cukup lama, menjadikan waktu tempuh bersepeda molor. Kira-kira jam 10 pagi saya baru sampai di tujuan.
Kegagalan waktu tempuh di hari pertama ternyata berulang, bahkan lebih parah pada hari kedua, dalam perjalanan pulang. Saya menempuh hari kedua ini tidak sendirian, teman saya ingin ikut main ke rumah, sambil merasakan kegiatan mini touring dengan sepeda lipatnya. Ini merupakan pengalaman pertamanya menggowes sepeda dengan jarak yang cukup jauh.
Musibah menimpa saya saat kami sudah menempuh separuh perjalanan. Ban depan tiba-tiba kempes! Saya tidak bawa persiapan apapun menghadapi kejadian ini. Sebenarnya saya punya toolkit yang bisa digunakan menambal ban dalam keadaan darurat. Toolkit ini dulu saya bawa ketika touring dengan jarak yang lebih jauh. Rupanya saya terlalu meremehkan jarak 90 kilometer itu. Untung saja teman saya membawa kunci pembuka ban, cukup membantu di saat seperti itu.
Ternyata ban depan sepeda lipat saya berlubang cukup dalam. Melihat bekas sobeknya, saya kira lubang itu disebabkan pengereman yang cukup kuat di medan yang menurun atau kecepatan tinggi. Tampaknya saya tidak pernah melakukan pengereman ekstrim seperti itu. Belakangan istri saya juga bilang bahwa dia tidak pernah melakukan pengereman sampai membuat ban berlubang.
Saya melakukan sebuah kesalahan dengan tidak memeriksa fungsi dasar sepeda. Harusnya sebelum melakukan touring, dilakukan pemeriksaan hal-hal penting seperti ban, rantai, rem, dan sebagainya. Untung saja touring* ini tidak terlalu jauh dari rumah, dan di sekitar tempat bocor ada bengkel tambal ban. Untungnya lagi tukang tambal ban sepeda itu juga pegowes, sehingga tahu bahwa ban dalam sepeda lebih tipis dari sepeda motor. Kejadian umum ketika pegowes menambalkan bannya pada tukang tambal ban adalah ban yang berlubang, karena proses pembakaran tambalan yang terlalu lama.
Akibat dari musibah ban bocor tersebut jarak 45 kilometer ditempuh selama hampir 6 jam! Ini merupakan rekor terlama bersepeda bagi saya. Repotnya lagi, selama sisa perjalanan saya harus mengayuh sepeda dengan lebih berat, karena pemasangan ban yang kurang presisi sehingga kampas cakramnya menggesek rotor secara terus menerus.
Kami tiba di rumah dengan selamat. Hanya rasa kecapekan luar biasa yang mendera. Teman yang menemani *touring* bahkan langsung balik ke kota tempatnya indekos. Hebatnya, di menempuh jarak tersebut selama 2,5 jam saja! Luar biasa.
Foto 1: www.14degrees.org
Foto 2: Koleksi Pribadi
1 komentar
Tes
ReplyDelete