Pengantar Iklan Radio
April 06, 2013foto: harianjogja.com |
Kalau berbicara radio,
bayangannya pasti teringat pada sebuah alat sederhana yang berfungsi
menemani keseharian kita dan bisa didengarkan sambil melakukan
kegiatan lainnya. Radio memang media sederhana yang sangat mudah
didapatkan dan diakses. Mudah didapatkan karena harganya yang murah.
Radio portabel dengan merek lokal bahkan bisa didapatkan dengan harga
40-ribuan rupiah saja. Saat ini perangkat radio bahkan sudah banyak
tersemat dalam perangkat mobile gadget lainnya, seperti ponsel
atau MP3 player. Hal ini membuat harga radio menjadi semakin murah.
Kemudahan akses radio juga dapat dilihat dari mudahnya orang
menancapkan headset ke ponsel ataupun MP3 playernya, dan
kemudian langsung mendengarkan gelombang radio yang diinginkannya.
Sebagian ahli berpendapat bahwa era radio telah lewat, digantikan media lainnya yang lebih besar seperti internet maupun televisi. Namun sebagian lagi berpendapat sebaliknya, bahwa media radio dapat bermetamorfosis serta mampu bersaing dengan media lain. Saya secara pribadi pernah menikmati era radio di Indonesia yang terjadi pada dekade 90-an. Waktu itu, berbagai acara di radio selalu menjadi bahan percakapan sehari-hari warga masyarakat. Ada sebuah momen yang kalau tidak salah terjadi pada sekitar tahun 1992, yakni mulai bermigrasinya stasiun-stasiun radio dari menggunakan gelombang AM (amplitude modulation) menjadi FM (frequency modulation). Alasannya kalau tidak salah adalah karena mutu siaran yang lebih baik dan bisa memunculkan suara stereo. Saat itu, warga masyarakat spontan mendiskusikannya, serta kemudian beramai-ramai mengganti radionya dengan radio baru yang dapat memutar siaran dari gelombang FM. Memang waktu itu radio kebanyakan hanya mengakomodir dua jenis gelombang; yakni gelombang AM dan gelombang SW (short wave). Sehingga, apabila ingin dapat menangkap siaran gelombang FM ya harus beli radio lagi.
Situasi dekade tahun
90-an tampaknya berkebalikan dengan keadaan saat ini. Saya amati
jarang, bahkan mungkin tidak ada lagi, orang yang mengakses siaran
radio AM. Salah satu faktornya ya karena tidak musim lagi radio
siaran yang memilih gelombang AM. Mereka lebih suka dengan gelombang
FM yang suaranya jernih dan stereo, sehingga dapat menyiarkan
siaran-siaran hiburan secara optimal. Orang yang mengakses radio FM
pun saat ini sudah tidak sebanyak di era 90-an itu.
Namun meskipun sebagian orang
berpendapat bahwa era radio telah lewat, serta pendengarnya tidak
sebanyak sebelumnya, ternyata media radio tetap menjadi pilihan
beberapa merek yang akan beriklan. Artinya radio masih dianggap
memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki media lainnya.
Beberapa alasan misalnya kelebihan dalam hal lokalitas dan kemudahan
akses menjadi alsan orang beriklan di radio.
Pada materi kali ini, dasar-dasar
per-radioan akan menjadi fokus utama pembelajaran. Hal ini penting
dikenali untuk menentukan karakteristik media radio guna disesuaikan
dengan gaya pembuatan iklannya. Selanjutnya, pengiklan di radio dapat
menentukan bagaimana eksekusi iklan yang bagus.
0 komentar