Dinosaurus Komunikasi

May 12, 2014

Tentu kita semua kenal dengan dinosaurus kan? Binatang yang populer dalam film Jurassic Park arahan sutradara Stephen Spielberg ini nampak spektakuler apabila dibandingkan dengan binatang-binatang saat ini. Lihat saja ukuran tubuh fosil dinosaurus yang ditemukan di Lisbon, Portugal baru-baru ini. Dinosaurus pemangsa atau karnivora yang dikenal dengan nama Torvosaurus gurneyi ini panjang badannya dapat mencapai 10 meter dengan berat 4 hingga 5 ton. Binatang darat yang paling besar di muka bumi saat ini pun, Gajah Afrika, panjangnya hanya mencapai sekitar 6 meter. 

Dapat dibayangkan seandainya dinosaurus ini hidup pada zaman moderen, mungkin makhluk seperti manusia tidak akan pernah merasa aman, karena berpotensi menjadi incaran santap malamnya. Bahkan pada masanya, dinosaurus ini sangat mungkin berada di puncak piramida makanan. Banyak lagi dinosaurus yang berukuran lebih spektakuler dengan kemampuan predator yang menakjubkan.

Manusia vs Torvosaurus gurneyi

Kajian tentang dinosaurus sangat menarik perhatian para arkeolog. Penggalian atau eskavasi di beberapa situs yang diperkirakan terdapat fosil dinosaurus tidak henti-henti dilakukan. Tidak hanya arkeolog, beberapa sineas pun tertarik untuk menjadikan dinosaurus sebagai objek olah teknologi animasinya.
Nah, dinosaurus ini pun menarik perhatian saya ketika pada suatu waktu jaringan internet di kampus kami mati. Saya yang saat itu sedang asyik berselancar menggunakan peramban Chrome dari Google spontan melihat ikon dinosaurus dengan tulisan “Unable to connect to the Internet”. Berarti karena tidak dapat tersambung ke internet, saya dianggap berasal dari zaman Jurassic nih, pikir saya.

Ikon Dinosaurus pada Google Chrome

Spontan ingatan saya bergulir pada sebuah film yang saya tonton baru-baru ini. Judulnya The Internship (2013). Film ini mengisahkan dua orang lelaki usia 40-an yang dirumahkan oleh perusahaan arloji tempat mereka bekerja. Tidak berhenti di situ, salah satu dari pria tersebut (diperankan Vince Vaughn) ditinggalkan oleh isterinya (atau pacarnya?). terpaksa mereka mencari kerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Singkat cerita, mereka akhirnya menemukan tempat kerja, tepatnya tempat magang di perusahaan internet terbesar di dunia. Mereka magang di Google. Di sinilah kelucuan demi kelucuan terjadi. Bayangkan, dua orang lelaki usia 40-an yang bahkan tidak memiliki akun Facebook, harus kerja di perusahaan IT seperti Google. Ada sebuah ucapan yang menancap di pikiran saya, kurang lebih berbunyi seperti ini: “Google tidak cocok untuk dua orang dinosaurus seperti kalian.” Ucapan ini dikatakan oleh pesaing mereka (saya lupa namanya, unduh dan tonton sendiri filmnya ya) dalam kegiatan magang tersebut. Dan, sebagaimana kebanyakan film Hollywood lainnya, film ini berakhir dengan happy ending dengan lulusnya mereka berdua dalam program magang serta menjadi karyawan tetap Google.

'The Internship' (2013)
Ada sebuah benang merah yang hendak saya katakan di tulisan ini. Pertama, Menjadi akrab dengan internet itu penting. Internet membantu kita dalam mengerjakan tugas-tugas, mengajari kita dengan berbagai tutorial, memberi kita informasi terkini, bahkan dapat menemukan jodoh kita (tercatat setidaknya tiga teman dan dua tetangga saya yang mendapat jodoh melalui comblang Facebook).

Pentingnya internet dalam kehidupan ditandai dengan makin dekatnya teknologi ini dengan kita. Pada sekitar tahun 1997, saya harus mengayuh sepeda sejauh 5 kilometer hanya untuk mengakses internet di kantor pos. Biaya internet waktu itu masih relatif mahal, 6 ribu rupiah untuk satu jam akses. Selain itu, orang harus menggunakan ‘peralatan berat’ untuk mengakses internet; misalnya dengan desktop PC. Perkembangan berikutnya, internet semakin mudah dan murah diakses, dengan menggunakan laptop. Saat ini, internet makin dekat dengan kita seiring perkembangan teknologi ponsel dengan mobile OS-nya. Bahkan, beberapa waktu ke depan orang akan terbiasa melihat rekan sebelahnya ngomong sendiri sambil menggerak-gerakkan tangannya (karena menggunakan kacamata yang terhubung ke internet). Bias jadi, di masa depan internet akan tertanam di tubuh kita, mungkin ditempelkan ke saraf. Siapa tahu?


Kedua, meskipun internet penting, disadari atau tidak masih ada dunia realitas di sekitar kita. Setahu saya, sampai sekarang belum pernah ada KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang selesai hanya dengan mengakses internet. Bangun rumah, mushola, bahkan balai kelurahan juga tidak mungkin dilakukan hanya dengan internet. Apalagi pengerjaan skripsi, mustahil dapat selesai dengan elegan apabila hanya mengandalkan internet sebagai rujukannya. Bahkan, institusi seperti Google pun, membutuhkan ‘dua dinosaurus’ dalam organisasinya (setidaknya dalam film Internship). So jadi, tidak perlu ragu-ragu untuk sesekali menjadi ‘dinosaurus’ dan menatap keluar jendela (Torvosaurus gurneyi kan elegan?). Karena di sana masih ada realitas yang bermakna. 

You Might Also Like

0 komentar

Friends

Galeri

Ada warna biru muda di lingkaran ini. Mengingatkan cerahnya langit pascahujan
Biarkanlah balon-balon bebas itu beterbangan, sebebas warna-warna yang menyelimutinya
Budaya batik yang berinovasi Mencerahkan masa depan tradisi
Cinta tidak selamanya berwarna merah muda, bisa juga kuning oranye
Ketika warna ungu menjadi ceria, dia bersama hijau dan kuning istimewa