tuckeradvisorygroup.com |
Berbeda dengan media cetak, radio
merupakan media auditif yang bersifat atraktif. Istilahnya, radio ini
menjadi theatre of mind.
Ketika radio berbicara, maka pendengar menyimaknya dengan seksama
sekaligus membuat gambaran di benaknya. Nah, disinilah dibutuhkan
kejelian seorang copywriter dalam
membangun gambaran karakter iklannya. Misal, untuk membangun karakter
seorang laki-laki yang tinggi besar perlu dipertimbangkan pemilihan
suara yang berat dan dalam. Karena biasanya, suara berat dan dalam
diidentikkan dan dibayangkan
pendengar sebagai sosok
yang tinggi
besar.
Dengan
demikian, iklan di radio mempunyai bahasa, batasan waktu, dan
peristilahan khusus yang
dapat secara detail menggambarkan keinginan tim kreatif periklanan.
Biasanya, untuk memahami iklan radio secara
detail, dibuat sebuah script
khusus dengan menggunakan
kode tertentu. Kode-kode ini
berlaku umum di dunia perradioan dan relatif dipahami oleh para
praktisi yang berkecimpung didalamnya. Kode
tertentu tersebut biasanya meliputi setting yang dibangun, pengisi
suara, jingle, musik pengiring, bahkan durasi waktu. Khusus untuk
durasi waktu, iklan radio biasanya ada pada kisaran 30 sampai 60
detik. Namun saat ini kecenderungannya bertambah, apalagi harga slot
yang murah memungkinkan semua itu terjadi, sehingga saat ini ada yang
slot iklannya sampai 150 detik atau 2.5 menit.
Materi
yang akan saya bagikan kali ini membahas mengenai teknik iklan radio.
Harapannya, teknik tersebut
dapat menjadi bekal bagi mahasiswa komunikasi dalam membuat iklan
radio sederhana. Yang lebih penting tentu saja selalu mengasah
kemampuan, karena praktik teknis di lapangan sangat tergantung pada
kemampuan kreativitas dalam menguasai alat. Kreativitas ini tidak
muncul secara tiba-tiba, melainkan dengan ketelatenan
mengasah kemampuan dalam
waktu yang lama.
Iklan Radio - 2 (Mediafire, 3.16 MB)
Iklan Radio - 2 (Mediafire, 3.16 MB)